FANFIC
Title : Sang Bulan dan Sang Mentari
pair : Naruhina
Author : Hina Mangaven (ayu si gustiie)
=========
Sang Bulan dan Sang Mentari========
====
Chapter 1
Konoha High school sebuah sekolah elit tentunya yang bersekolah disana
hanya orang-orang yang berasal dari kalangan atas. Suasana dari luarnya,
selalu tenang,dan damai. Terlihat di dalam ada beberapa siswa yang
melewati koridor sekolah sembari bersenda gurau dan terlihat pula
beberapa anak gadis duduk di kursi sambil bergosip, entah apa yang
mereka gosipan namun tiba-tiba mereka terdiam pandangan mata mereka
(khususnya kaum hawa) tertuju pada sosok pemuda berambut kuning cerah
secerah Sang Mentari bermata biru Sapphire cemerlang yang memancarkan
ketampanan dalam dirinya. Dengan gaya coolnya tangan dimasukkan kedalam
saku celana pemuda itu terus berjalan dengan santainya hingga ia tiba
didepan pintu sebuah kelas tiba-tiba.
.
Bruuuuukkk
.
Seorang gadis membuka pintu, dan tak sengaja mengenai pemuda itu hingga
ia terjepit. ‘siallll’ gumam pemuda itu dalam hati. Namun Gadis yang
berambut indigo itu tidak menyadari kejadian itu, gadis itu tetap saja
berjalan pergi, tentu saja pemuda itu tak tinggal diam
“hai kau yang
disana” panggil pemuda itu dengan suara datar “apa kau tidak menyadari
aku kau jepit karena kau sembarangan membuka pintu?” sambung pemuda
dengan kesalnya.
Gadis itu menghampiri pemuda tersebut “ma-af, tapi
apa maksudmu berkata sperti i-tu, aq tidak tau kalau ada orang?” jawab
pelan gadis itu dengan tatapan tak berdosa.
.
.
Pemuda yang
semula ingin mencaci-maki gadis itu, ketika melihat wajah gadis itu ia
menjadi sedikit terpesona. Suara gadis itu begitu lembut, rambutnya
panjang lurus berwarna indigo, kulitnya putih mulus. Tubuhnya langsing
dan tinggi, serta matanya berwarna lavender. Sungguh membuatnya sedikit
terpesona (ah bukan sedikit tp sangat) . Layaknya terkena gaya gravitasi
dari kecantikan gadis itu, pemuda itu semakin mendekatkan diri pada
gadis itu hingga wajah mereka saling bertatapan, hingga berjarak cuman
15 cm. coba reader bayangkan gadis yang lemah lembut itu menyadari
seorang pemuda tengah menatapnya begitu dekat, membuat pipinya yang
putih menjadi merona-rona merah, detak jantungnya berdegup perlahan
semakin cepat ‘oh Tuhan ada apa dengan diriku ini, perasaan apa ini?’
gumam gadis itu dalam hati.
.
.
“aku belum pernah melihat mu sebelumnya, kau siapa?” kata pemuda itu sembari menjauhkan wajahnya dari gadis itu.
“e-hh, a-nu aku murid pindahan dari Sma SHS (suna high scool)” jawab
hinata terbata-bata dengan kepala tertunduk. Naruto hanya ber-owh-ria
saja.
suasana Sunyi senyap menyelimuti mereka beberapa saat sampai akhirnya
.
.
“hinataa,” teriakan seseorang pemuda gagah dengan rambutnya yang
panjang terikat diujungnya memecah keheningan diantara mereka berdua.
“eh apa yg kau lakukan disini, Naruto” yah itulah nama pemuda berambut
kuning tersebut tepatnya sih Uzumaki Naruto. “apa yang kau lakukan
dengan adikku” sambung pemuda berambut pangjang yang bernama neji ketus,
sepertinya melihat hinata ditempat yg sepi begitu bersama laki-laki
membuat sifat sister complexnya neji kambuh hehe #abaikan.
.
.
“maaf” kata hinata pada naruto sembari membalikkan badannya dan akan
menghampiri kakaknya, namun ketika akan pergi tanganNaruto sudah lebih
dulu menarik tangan Hinata. Hinata berbalik melihat naruto,
“baka, hanya Maaf ? cih,” jawab naruto kesal
“ jadi nama mu hinata, ingat masalah kita belum selesai” sambung naruto
dengan terseyum licik tapi tak mengurangi ketampanannya (heheh).
Mendengar itu entah kenapa atau karena sister compleknya lagi kumat,
neji memasang deathglarenya kearah naruto. Sembari menarik adiknya
“kau kenapa, ini bukan urusanmu neji, kau tidak perlu memasang wajah
seperti itu, aku ini teman mu,” balas naruto dengan santai dan cueknya
“adikmu manis” sambung naruto samar-samar dengan tersenyum lebar
cirikasnya.
.
.
melihat senyum naruto hinata kembali
terpesona, bahkan kali ini sampai membuatnya bengong terfokus kearah
naruto.’senyum itu, lucu aku suka’ gumam hinata dalam hati “hinata ayo
kita pergi” ajak neji sambil menarik tangan hinata. Hinata menoleh
kebelakang tak disangka naruto juga menoleh kearah hinata ‘aku kesal
padamu bahkan marah tapi aku juga senang melihatmu, aku tak tau kenapa’
gumam naruto dalam hati sembari tersenyum pada hinata, yang kemudian
dibalas senyum manis oleh hinata.
.
.
Pertemuan pertama yang
begitu singkat bukan ? , namun tanpa mereka sadari benih cinta mulai
tumbuh, benih yang akan menjadi cinta sesungguhnya telah dialamatkan
oleh Tuhan pada mereka berdua. Lanjutttt
.
.
Diperjalanan
pulang didalam mobil neji dan hinata hanya terdiam, hinata menatap
kakaknya yang sedang kesal suasana sunyi senyap menyelimuti mereka
berdua. Hingga akhirnya mereka tiba di sebuah rumah yang begitu luas,
aroma harum dari taman bunga yang berada di halaman depan rumah itu
begitu menggoda , tanaman yang berjejer rapi disekeliling halaman terasa
menyejukkan, dan gemericik air dari pancoran kolam terlihat
menyegarkan, serta merdunya kicauan burung yang menenangkan jiwa, sangat
alami bukan? Pastinya, yah inilah rumah dari keluarga hyuuga.
.
.
Pada malam hari yang sunyi senyap sepasang mata amethyst menatap kosong kelangit-langit
kamar sembari pikirannya terbang jauh menjelajah pada pertemuan
pertamanya dengan naruto si pemilik senyum ceria cirikhasnya, yang
menyebabkan jantung menjadi hiperaktif. Layaknya remaja yang hatinya
tengah berbenih cinta senyum kecil terus hilir mudik dibibir tipisnya.
Seraya matanya terpejam membayangkan ketampanan yang terpancar dari
pemilik mata biru sapphire, hingga rasa kantuk menggerogoti dirinya
perlahan sampai tak sadar tertidur berbalut senyum manis dibibirnya.
.
“cit cut cit cit cut cit cit “
.
Kicauan suara burung yang terdengar begitu merdu serta hangatnya
mentari pagi membuat sepasang mata amesthyst berwarna lavender harus
perlahan terbuka dan sembari bangun dari mimpi indah yang menghiasi
tudur nyenyak sang gadis hyuuga itu. Perlahan ia beranjak dari tempat
tidurnya yang hangat, mandi, bersiap, makan dan bergegas kesekolah
bersama sang kakak tersayang.
.
.
Konoha High School
“Ohayou” kesunyian pagi seolah terpecah oleh suara sapa yang saling
terlontar diantara para siswa dengan senyum manis masing-masing.
Terlihat berjejer mobil terpakir di tempat parkir sekolah, dari dalam
mobil keluarlah 2 orang pemuda yang sontak membuat para gadis terbius
oleh ketampanan mereka. Pemuda tersebut adalah Sabaku Gaara, pemuda
tampan berambut merah dengan tampang stoic cirikhasnya bersama dengan
seorang pemuda berambut kuning jabrik yg tiada lain adalah Uzumaki
Naruto.
.
.
tet tet tet…………..
terdengar suara bel
sekolah yang mengusik telinga menyapa seluruh siswa, menyuruh mereka
untuk masuk keruangan kelas masing-masing tempat mereka menempa ilmu
kedepannya.
“ishh aku malas belajar, terlebih hari ini yg mengajar
dikelas kita adalah kakasi Sensei, terlambat dengan alasan ‘aku tersesat
dijalan yang bernama kehidupan’ kebiasaannya begitu menyebalkan” gerutu
naruto
“itu masalahmu” balas Gaara dengan nada datar sembari berjalan mendahului Naruto
“yasudah, kau duluan saja” balas naruto
“…..” Garra diam dan pergi, Naruto berbalik badan dan melangkah menuju tempat favoritnya ‘atap sekolah’
.
.
disebuah ruangan kelas telah duduk sekelompok siswa dengan rapi telah
siap menerima pelajaran sembari menunggu Sensei TelaDAn (Telat Datang
pulAng duluaN #heheh abaikan)
.
5mnit
7mnit
10mnit
.
.
akhirnya munculah sosok yg mereka tunggu “maaf, aku tersesat dijalan
yang bernama kehidupan” ucap sensei kakashi tepat seperti yang dikatakan
Naruto.
“huuuu, kakashi sensei slalu saja begitu” sorak siswa kelas
XI IPA 1 serempak kecuali Gaara dan neji tetap diam dengan posisi
masing-masing.
“tenanglah anak-anak” ucap kakashi sensei dengan senyumnya yang tertutup masker dimulutnya
“ayo, skarang kita absen dulu, pertama-tama Hyuga Neji ?” “hadir”
“Sabaku Gaara?” “hm”
“naruto Uzumaki?” “…” kakashi melirik-lirik
“kemana lagi si cempreng itu?” Tanya neji pada Gaara yang duduk tepat
disamping kanannya “dia hanya bilang jika ditanya katakan dia sedang
tersesat dijalan yang bernama kehidupan” ujar gaara dengan kedua tangan
menopang dagunya.
“gaara, neji kalian tau dimana teman kalian
?” “hn” jawab singkat Gaara dan Neji kompak “lalu dia kemana?” “dia
sedang tersesat dijalan yang bernama kehidupan” jawab neji yang sedikit
membuat kakashi tercentak. “dasar baka, suruh dia menghadapku
secepatnya”ujar kakashi
.
#diatap sekolah
.
naruto duduk santai, rambutnya yang berwarna kuning cerah secerah
matahari depermainkan oleh hembusan angin yang menyejukkan. Matanya yang
berwana biru Sapphire menatap hamparan tanam yang tersusun rapi ditaman
sekolah KHS. Perlahan-lahan matanya tertuju pada sesosok gadis berambut
indigo dengam mata amesthystnya sedang duduk bersama temannya. Senyum
ceria yang terlukis di bibir gadis itu seolah-olah serupa magnet yang
menarik pandangannya.
‘gadis itu, dari pertemuan pertama itu hingga
detik ini dia selalu menyita ruang dalam pikiranku, kalau dilihat dia
anggun seanggun Bulan’ gumamnya sembari merebahkan dirinya, mata biru
sapphirenya perlahan tertutup pikirannaya melayang kembali mengingat
pertemuan pertanya dengan gadis itu.
.
.
KRING KRINGGGG. . . .
Hp naruto berbunyi, dilayar hp nya tertera nama Neji memanggilnya “ea”
jawab naruto malas “sampai kapan kau akan diatas sana ah? kakashi sensai
menyuruh kau menghadap dia secepatnya”
“aku akan menghadap besok”
“baka, dia bilang secepatnya” teriak neji “aku tahu” jawab naruto santai
“dia bilang secepatnya kan? Secepatnya jika diartikan bisa berbeda-beda
bagi setiap orang, Yasudah secepatnya menurutku itu besok atau mungkin
lusa” sambung naruto
“hm” jawab neji jutek.
“neji ?” “hm”
“neji, a-nu boleh minta nomer adikmu ??” tanya naruto gagap sambil
cengar-cengir, “tidak” neji langsung memutus panggilannya, neji mulai
memancarkan aura hitam, hingga orang yang berada disitu merinding. (wah
wah wah dasar sister complex :D)
naruto hanya bisa mendesah,
seperti dugaannya neji yang sister komplek pada adiknya tak mungkin
membiarkan naruto mendekati adiknya begitu saja, dilihat dari pertemuan
pertamanya dengan hinata dari sikap neji sudah tertera jelas, ‘tidak
akan semudah itu mendekati hinata, padahal ini pertama kalinya aku
serius terhadap wanita’ gumam naruto.
.
.
Tet tet teeet …
suara tadi begitu ditunggu-tunggu
oleh semua insan disekolah, suara yang bergema diseluruh ruangan
sekolah, suara yang mengusir lelahnya pikiran yang terkuras seusai
belajar, suara yang menuntun mereka untuk bergegas pulang kerumah ,
suara bel itulah pertanda pelajaran telah usai. Halaman yang beberapa
saat tadi sunyi kini kesunyian itu pecah, ketika suara murid berhamburan
keluar kelas memcah kesunyian itu. Namun Perlahann-lahan mulai sunyi kembali.
.
*
.
‘ah bosan sekali, hidup sendiri sebagai tuan dirumah sebesar ini hanya
sepi yang kurasa, andai saja tou-san dan kaa-san masih ada’ lirih
naruto dalam hati, wajahnya yang biasa terlihat cerah secerah sang
mentari kini muram terlihat jelas raut kesedihan diwajah jenakanya.
Sebenarnya ibu Naruto ‘kushina’ meninggal setelah melahirkan Naruto, Dan
Ayahnya Minato meninggal sebulan setelah Naruto lahir minato meninggal
karena dibunuh oleh Orochimaru saingan bisnisnya. Dan selama ini Naruto
dirawat oleh Hiruzen dan Istrinya , mereka adalah pelayan setia Naruto.
Mungkin Naruto punya banyak harta peninggalan keluarganya yang berupa
perusahaan besar, restaurant terkenal, dan rumah peristirahatan menyebar
di seluruh jepang. Tapi bagi naruto itu tak ada artinya.
.
.
Terkadang Naruto berpikir ia bosam hidup dan ingin menyusul kedua orang
tuanya, namun ia selalu ingat tulisan terakhir dari sang Ibu sepucuk
surat yang tersirat sejuta arti kasih sayang. :
.
.
Dear Naruto
‘pengorbanan ini adalah bukti seberapa aku ingin kau hidup,
raga ku mungkin tak bersamamu namun percayalah jiwa takkan pernah musnah.
Cintaku, kasihku, buah hatiku, kebahagianmu adalah kebahagiaanku.
Ketika kau menangis ketika itu pula aku akan bersedih.
Ketika kau bahagia ketika itu pula aku akan sangat bahagia.
Dan ketika kau merindukanku, lihatlah bintang yang bersinar paling terang, aku akan menjelma menjadi bintangmu buah hatiku.
sesepi apapun hatimu segelap apapun prasaanmu, ingatlah dikala gelapnya
malam masih ada Sang Bulan dan ribuan bintang yang selalu menerangi dan
menemanimu.
Mereka selalu ada walau jauh diatas sana, kau tak bisa menyentuhnya tapi kau bisa melihat dan merasakan indahnya :”)
By : ibumu
.
.
Itulah sepucuk surat sejuta makna yang selama ini bisa membuat Naruto
semangat Hidup. Menjalani hari-harinya walau sendiri tapi senyum selalu
menghiasi wajah jenakanya itu.
.
…
Setelah lama merenung
meratapi kesedihannya akhirnya Naruto memutuskan untuk berjalan-jalan
ditaman dekat rumahnya. Langkah kakinya yang gagah berjalan mengelilingi
seluk beluk taman yang menawan itu. Hamparan bunga berwarna-warni yang
begitu semarak mengeluarkan aroma mereka masing-masing yang tercium
harum dihidung Naruto. Naruto terus berjalan sambil menikmati indahnya
taman itu sebentar ia merasa sedih atau lebih tepatnya iri melihat
sebuah keluarga yang sedang bersama-sama dengan gembira, Naruto merasa
cemburu karena dia tak pernah merasakan hangatnya keluarga walaupun
pelayan pengasuhnya Hiruzen dan istrinya sudah dianggapnya sebagai orang
tua anggat namun Naruto ingin merasakan kehangatan keluarga yang
sesungguuhnya. Ia hanya bisa menghela nafasnya kemudian melanjutkan
langkahnya dan sampailah Ia disebuah bangku taman, terlihat disana ada
seorang gadis yang tak asing lagi dimatanya.
….
.
Naruto
mendekat ketempat gadis itu, terlihatlah gadis itu sedang bersedih
dengan wajah tertunduk, segelintir air mata membasahi pipi manis gadis
itu sungguh tak tega Naruto melihat gadis yang dikaguminya menangis.
“hinata” sapa Naruto pada gadis itu, Hinata segera mengusap air matanya dan mengangkat kepalanya “Na-ru-to-senpai” jawab Hinata terbata dengan raut wajah yang terlihat jelas sedang berbalut kesedihan. Naruto kemudian duduk disamping Hinata.
“apa yang membuatmu mengeluarkan air mata yang membuat wajah manismu
ternoda?” Tanya Naruto lembut. Mendengar pertanyaan Naruto, Hinata
sedikit terkejut namun senang, jelas sekali terlihat rona merah diwajah
putihnya ‘naruto bilang aq manis, dia menghawatirkanku? Kenapa? Apa mungkin’ lamun hinata Dalam hati.
“hinata” kata naruto sambil menatap dekat kewajah gadis yang tengah
asik melamun itu. Menyadari wajah naruto sedekat itu dengannya membuat
wajah Hinata merona-rona. Takut naruto melihat Hinata segera menunduk.
“kenapa kau bersedih Hinata?” Tanya naruto kembali “dan kenapa kau
sendirian malam-malam begini?” sambung Naruto. Dengan gugup Hinata
berusaha menjawab pertanyaan Naruto. “aku hanya merindukan seseorang
yang berharga dalam hidupku” jawab Hinata dengan lembut.
…
.
Mendengar itu jujur Naruto merasa kecewa serasa ada ribuan jarum
menusuk hatinya ketika mendengar perkataan Hinata yang merindukan
seseorang ‘apakah ia sudah punya kekasih, atau orang yang
disukai’pemikiran itulah
yang terlintas relung hati Naruto. “Kaa-san aku sangat merindukannya,
dia meninggalkan ku setelah aku berusia 5 tahun, dia pergi sangat jauh
sampai aku tak bisa memeluknya walau untuk sedetik saja” sambung Hinata
sembari menitikkan air mata kembali. namun itu membuat Naruto kembali
bersemangat, bukan karena senang ibunya Hinata meninggal tapi senang
karena tahu Hinata masih jomblo. Lannjutt.
.
.
“Aku mengerti apa yang kau rasakan, Hinata” jawab Naruto sembari menyandarkan tubuhnya dibangku taman. “maksud Naruto-senpai?” jawab Hinata
“aku tahu bagaimana perasaanmu saat ini” jawab naruto. “Hinata, coba
kau lihat bintang yang bertabur diatas langit sana” sambung Naruto.
Hinata pun melihat keatas langit sambil menyandarkan tubunya.
“indah” ucap hinata samar-samar namun masih dapat didengar Naruto
“benar,itu sebabnya jika aku merindukan seseorang aku pasti melihat
bintang, coba kau perhatikan bintang yang paling terang diatas sana,
bayangkalah bahwa bintang yang bersinar terang itu adalah orang yang kau
rindukan, walau dia tak disampingmu tapi dia selalu ada dan
memperhatikanmu dari atas sana” kata naruto lembutdengan tersenyum tipis
“ia-a a-ku mengerti, aku melihatnya Naruto-senpai, aku rasa dia
tersenyum padaku” hinata kembali menitikkan air matanya kali ini bukan
air mata kesedihan melainkan air mata terharu yang kemudian disusul oleh
senyum manis semanis cahaya bintang yang dilihatnya. ”aku juga
melihatnya, bintang yang bersinar terang” kata naruto
“ma-af
naruto-senpai merindukan siapa?” Tanya Hinata sambil menutupi rasa
sedihnya karena tahu Naruto merindukan Seseorang. “Kaa-san dan tou-san
aku rindu mereka, mereka telah tiada” mendengar itu Hinata Lega karena
tahu Naruto merindukan orang tuanya bukan orang lain (pacar) tapi ia
juga sedih karena kasihan pada Naruto namun disatu sisi ia kagum karena
Naruto selalu bisa ceria kapanpun seolah-olah tak terjadi apapun.
.
.
.
“ma-af, aku turut berduka” jawab Hinata sambil menatap naruto. Entah
apa yang membuat Hinata yang dari awal jika ditatap Naruto ia pasti
segera memalingkan wajah tapi kali terbalik bahkan kali ini ia yang
menatap Naruto, Naruto juga menatapnya ‘ini pertama kalinya dia berani
menatapku’pikir naruto
sembari mendekatkan wajahnya ‘oh Tuhan menatapnya saja aku mengeluarkan
seluruh keberanianku, kali ini ia semakin mendekat’ Hinata segera
memalingkan wajahnya yang tengah merona-rona sembari menenangkan
jantungnya yang sempat hiperaktif. ‘aku heran padanya, selalu saja
memalingkan wajah’ guman naruto dalam hati.
.
.
“hinata” naruto terdiam sejenak menatap langit “Sang Bulan bagaikan ratu
dilangit malam sedangkan ribuan bintang adalah dayang-dayangnya
yang selalu menghiasi langit malam, mereka jauh tapi terasa dekat.
Mereka memiliki tugas suci apa kau tahu hinata? selalu menuntun,
menerangi dan menemani dikala malam, dikala hati ini terasa gelap.”
Naruto menarik nafas “Dan walaupun ketika sinar Sang Bulan dan bintang
tak terlihat dikala malam, percayalah mereka tetap menemani kita walau
sinar mereka tersembunyikan oleh mendung” / “Dan walaupun ketika sinar
Sang Bulan dan bintang tak terlihat dikala malam, percayalah mereka
tetap menemani kita walau sinar mereka tersembunyikan oleh mendung” ucap
Naruto dan Hinata bersamaan.
.
.
Naruto sedikit keran
‘kenapa hinata bisa tahu lanjutannya’ Naruto menatap Hinata heran,
Hinata hanya tersenyum dengan rona merah diwajah putihnya.
“Naruto-senpai terimakasih, semua yang kau katakan malam ini aku akan
selalu mengenangnya dalam hati, selalu dan selamanya” ucap hinata
lembut, Naruto hanya bisa salting mendengar ucapan Hinata sambil
menggaruk-garuk kepalanya yang sama sekali tidak gatal sembari mengeluarkan cengiran cirikhasnya.
.
.
‘hinata entah kenapa aku merasa kau seperti Bulan dan bintang diatas
itu, kau seanggun bulan dan senyummu semanis bintang yang amat sangat
aku kagumi’ ucap naruto dalam hati
‘Naruto kau begitu mengagumi Sang
Bulan dan Bintang, dan apa kau Tahu bulan tak akan bisa bercahaya tanpa
Sang Mentari. Dan setelah semua ini aq rasa aku melihat 2 Mentari. Yang
pertama yang tergantung diatas sana dan yang kedua dirimu yang selalu
kukagumi diam-diam’ ucap hinata dalam hati pula.
…
.
.
wahai bulan wahai bintang, engkau telah menjadi saksi bisu sepasang
insan ini. Engkau menjadi saksi benih cinta yang tersirat pada mereka
kini sudah mulai tumbuh subur dihati mereka. namun akankah benih cinta
ini bisa terus tumbuh dan bersemi bagai bunga dimusim semi ?.Dan jikalau
mereka adalah Sang Bulan dan Sang Mentari, apakah mereka bisa bersatu?
Mengingat bulan dan mentari hanya bertemu ketika terjadi ‘gerhana’ ?.
Entahlah, Entah bisa atau tidak Hanya Tuhan yang tahu. Entah apa yang
akan mereka hadapi kedepannya. Hanya Tuhan pula yang tahu.
.
.
.
.
to be continued
ah akhirnya fanfic pertama buatanku chapter 1 nya udah selesai #mungkin
gak sebagus yang lainnya maklum baru pertama dan masih AMATIR heheh.
semoga kalian suka. Hina minta tolong kasih pendapat kalian yah tentang
fanfic pertama hina ini !
trimakasih
===========================